KECEWA
-Widya-
Purnama
yang kupunya
Sinaran
emasnya kupersembahkan untukmu
Bilur-bilur
jingga yang memerah
Membalut
sepimu dalam senja.
Udara
yang merotasi seputaran
Kau hirup habis tak tersisa
Dan aku
pasrah dalam sesak napas
Binasa...
Luka
yang acapkali kau beri
Seolah
candu yang selalu kunanti
Berdiri
pongah di atas kepalaku
Dengan
kedua kaki menganga
Dan aku
terpuruk di antara keduanya
Aku
memujamu seolah dewangga
Titahmu
bak sabda pandita
Kupersembahkan
secawan hatiku tak tersisa
Hanya
untuk kau ludahi dalam jumawa.
Aku
terdiam di antara deru malam
Merenung
dalam kebisuan yang meremang
Laksana
bumerang yang menghantam
Tercerai
berai dan terus menata
Tiap
sudut kepingan yang lantak.
Empedu
itu tetap kutelan
Pahitnya
menyeruak dalam tiap titik nadi
Menghamba
aku dalam penghinaan
Lucuti
kesadaran
Dalam
tangis yang bertaburan.
Aku
adalah sosok itu
Yang
terhantam tercerai
Tak
peduli berapa kali luka itu kau bagi.
Bulan
bahkan berkelakar
Mencibir
otak kosong yang kukuh kupertahankan
Di antara
rasa perih dan rasa takut kehilangan
Aku terbaring lunglai di antaranya.
Malang, 02 Februari 2025
Kerennn
BalasHapus