“Berkunjunglah ke jantungku, bukan sebagai tamu. Tetapi
sebagai
pemilik rumah, sebab di sana kau yang akan tinggal
selamanya.”
Mencintaimu bagiku suatu keniscayaan. Kau hadir bagai
senja nan megah. Siluetmu hadirkan gempita yang kunikmati dalam senyap.
Mungkin bagimu hadirku hanyalah angin.
Terkadang datang menggoyang pelepahmu. Sesekali menerbangkan kelopak
kering yang mulai berguguran dari rantingmu. Ada tapi tak berarti. Sadar, aku hanyalah ombak yang menghilir menuju pantai.
Setiap kali datang hadirkan sejuk, tapi bukan untuk kau genggam.
Aku mencintaimu seperti aliran sungai menuju laut. Dalam setiap desirnya ada doa yang terselipkan. Doa yang membuatku untuk
tetap percaya. Bahwa mencintaimu
adalah kekuatan terbesar yang aku miliki. Kau menghadirkan oase dalam kerontangnya
dahaga. . Hadirmu bagai pelangi
seusai badai datang menerjang. Menghidupkan riap asa berderap dalam tiap
hentakku
Aku mencintaimu dalam diam. Bahkan hanya dengan mengeja
namamu cukup membuat kucup hatiku merekah. Biarkan kujaga rasa itu dalam
lanskap megah yang bertahta. Kau adalah barisan aksara dalam setiap puisi
yang kucipta. Hadirku bagai jeda yang kadang sengaja terlupa. Maka biarkan itu
semua berlalu dalam ikatan tanpa nama. Aku ingin engkau tahu, mencintaimu
adalah sebuah anugerah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar