Sabtu, 03 September 2022

Saat Rindu

 

Disaat merindui

Nasi yang kumakan seolah titik titik putih

Kumpulan buih mimpimu.

Yang kau ceritakan kala senja itu.


Kubaca buku sajalah..

Agar terusir wajahmu dari ingatku.

Tapi apa...???

Buku sejarah yang kubaca mengapa jadi puisi cinta?

Huruf hurufnya berbaris membentuk majas bersajak,

yang bercerita tentang simponi rindu dari orkestra cinta kita

Lantas Aku harus bagaimana?

Lebih baik kututup bukuku sajalah.


Ku ambil bantalku dan bersiap dalam lelapku.

Tapi apa... ???

Seolah tergambar menjelma nyata

engkau menari nari di mimpiku..

Tertawa menyeringai seakan sukses menancapkan belati rindu.

Arrggghhh...


Aku harus bagaimana?


Segera kubasuh wajahku.

Mata yang selalu melukis senyummu..

Kepala yang penat terkungkung rinduku...

Semuanyaaaa....


Sekarang aku

Bercengkrama dengan Tuhanku.

Kutundukkan rasa rindu dalam sujud

Kubasuh  dilema dengan dzikir

Dan barulah rindu itu hilang

 berjatuhan bersama air mataku.


Tuhan ku titipkan rinduku kepadaMu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Peserta Selundupan yang Beruntung

Dering ponsel membuat jeda aktivitasku. Sebuah suara lembut menyapa syandu. “Halo sayang, bunda akan berkunjung ke Malang, bisakah kita bert...