Hari/tanggal : Senin, 22 November 2021
Pemateri : Edy S Mulyanta
Moderator : Helwiyah
Topik : Menguak Dapur Penerbit Mayor
Pertemuan ke 22, Gelombang 21
“Sebagai pengarang saya masih lebih percaya kepada kekuatan kata daripada kekuatan peluru yang gaungnya hanya akan berlangsung sekian bagian dari menit, bahkan detik” (Pramoedya Ananta Toer)
Cuaca kota Malang sedang dingin-dinginnya. Membuat netra ingin segera terpejam. Tapi tanggungan koreksi soal PAS ditambah harus mendampingi si kecil belajar persiapan ujian memaksa aku harus bertahan.
Walaupun sudah diputaran 22, kumantapkan hati agar terus belajar.
Memang belajar harus butuh sedikit paksaan.
Materi malam ini langsung di pandu oleh consultant penerbit Andi. Wow luar biasa. Segera kududuk rapi meniatkan diri berburu ilmu dari sang ahli.
Selayang pandang tentang nara sumber malam ini.
Nara Sumber : Edi S. Mulyanta S.Si, M.T.
Jabatan : Publishing Consultant Andi Publisher
TptLhr : Jogjakarta/Tgl Lhr : 24 Mei 1969
Status : Menikah
Istri : Retna G.
Anak :
Nindita Saheka Ramadhani
Raditya Rizky Duanda (alm)
Naditya Tertia Alfarizky
Hobby : Membaca, Menulis, Olah Raga, Musik
Fb : https://www.facebook.com/edis.mulyanta
Blog : www.sobatambyar.com
Pendidikan
S1 Geografi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta 1994
S2 Magister Teknologi Informasi Fak. Elektro UGM Yogyakarta 2006
Riwayat Pekerjaan
1. Staff LitBang Komputer PT. Wahana Semarang 1994-2000
2. Staff EDP PT. Sanggar Film Semarang 1995-2001
3. Lab. Komputer STMIK Proactive Yogyakarta 2001-2002
4. Dosen Tamu Akademi Teknologi Kulit Yogyakarta 2002
5. Staff Net Business PT. Bayu Indra Grafika Yogyakarta 2002
6. Staff Litbang Penerbitan ANDI Jogjakarta 2003-2004
7. Product Development Penerbitan ANDI Jogjakarta 2004-2006
8. Biro Penerbitan Buku Umum (PBU) Andi Jogjakarta 2006-2007
9. Manager Operasional PBU ANDI Jogjakarta 2008 – 2019
10. Publishing Consultant Andi Publisher 2020- Sekarang
Karya tulis buku
(Lihat di https://scholar.google.co.id/citations?user=tYwUNqsAAAAJ&hl=en&oi=ao)
📝Lebih Mahir Word 2019, Untuk Penulisan Ilmiah, 2019
📝Lebih Kreatif dengan Adobe Photoshop CS4 2008
📝Corel Draw X4 2008
📝Teknik Modern Fotografi Digital 2007
📝Pengolahan Digital Image dengan Photoshop CS3 2007
📝Menyusun Karya Tulis Ilmiah Menggunakan MS Office Word, 2006
📝Special Workshop: Teknik Airbrush Menggunakan Photoshop CS2 2005
📝Menjadi Desainer Layout Andal dengan Adobe InDesign CS 2005
📝Pengenalan Protokol Jaringan Wireless Komputer 2005
📝Trik & Teknik Profesional CorelDraw 12 2004
📝Kupas Tuntas Ponsel Anda 2003
Kemudian Pak Edy memaparkan Kali ini kita akan banyak membahas tentang bagaimana penerbit mayor dalam mengelola naskah untuk dapat disebarluaskan di outlet-outlet yang menjadi sumber pendapatannya.
Pada dasarnya konsep penerbitannya sama, yaitu mempublikasikan hasil tulisan dari penulis yang menjadi mitranya.
✅Tugas dari penerbitan adalah memberikan layanan industri, dalam menerbitkan atau mempublikasikan hasil tulisan karya tulis dari penulis.
✅Penerbit hanyalah Intermediary atau perantara dalam proses publikasi sebuah tulisan. Tugas penerbit adalah menghasilkan keuntungan dalam setiap terbitannya.
✅Yang membedakan jenis penerbit adalah jumlah atau skala produksi setiap penerbit yang tergabung dalam anggota IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia) tersebut.
✅Skala produksi ini tercermin dalam ISBN setiap buku yang diterbitkan oleh penerbit tersebut. Melalui ISBN ini dapat diketahui penggolongan skala produksi buku yang dihasilkan setiap tahunnya.
✅ISBN dikeluarkan oleh Perpustakaan Nasional, yang diberikan hak oleh negara untuk memberikan nomor-nomor yang dikuasainya tersebut untuk dibagikan kepada penerbit di Indonesia.
✅Media-media baru sebagai sarana promosi buku pun berkembang seperti channel Webinar, Podcast, IG Live, WA Group seperti group kita ini, mejadi media promosi yang luar biasa berkembang.
✅Secara materi terbitan, sebenarnya tidak ada bedanya antara penerbit mayor dan minor. Hanya terkadang penerbit tertentu memilih spesialisasi pada _Genre_ tertentu untuk lebih fokus dalam produksi maupun pemasarannnya.
✅Secara otomatis. karena jumlah produksi cukup besar, akhirnya penerbit mayor mempunyai saluran pemasaran yang cukup beragam yang sering disebut _Omni channel_ Marketing selain tentunya outlet di Toko Buku.
Publication Element.
Angka di _publication element_ tersebut adalah jumlah produksi buku yang dapat dilakukan oleh penerbit tersebut. Melalui angka ini terlihat berapa kekuatan produksi buku yang diterbitkan oleh sebuah penerbit.
DILEMA PENERBIT DI MASA PANDEMI
👉Selama pandemi ini, adalah saluran toko buku mengalami _kontraksi_ yang cukup dalam, sehingga saluran outlet toko buku pun menyesuaikan dengan berpindahnya proses pemasaran ke sistem online, maupun digitalisasi materi dalam bentuk media lain selain tulisan.
👉Tantangan ini cukup berat bagi penerbit-penerbit dengan skala kecil, yang hanya menggantungkan outletnya di toko buku. Karena imbas dari _Lock Down_ diberbagai sentra ekonomi, menjadikan saluran penjualan buku semakin sulit berjualan.
👉Media-media baru sebagai sarana promosi buku pun berkembang seperti channel Webinar, Podcast, IG Live, WA Group seperti group kita ini, mejadi media promosi yang luar biasa berkembang.
👉Hal yang unik dari Pandemi ini, adalah Buku Cetak masih menjadi pilihan pembaca dalam memperluas cakrawala pikirnya. Di samping Elektronik Book juga baru dalam taham embrio berkembang.
👉Penerbit di mata pembaca, menjadi sama, semua berjuang untuk tetap bertahan. Sehingga menjadikan iklim penerbitan secara umum tidak surut selama pandemi ini. Kami selalu tidak kurang dalam menjaring tulisan-tulisan baru yang bermunculan luar biasa banyak selama pandemi.
👉2 Tahun pandemi, semangat menulis penulis-penulis baru sangat luar biasa, dengan banyaknya tulisan yang masuk di tempat kami. Hal ini tidak diimbangi dengan pendapatan penjualan buku yang sangat tergerus dengan adanya Covid 19 yang telah mencapai gelombang ke 2 di tahun 2021 ini.
👉Saat awal tahun 2021 penerbit di Indonesia sebenarnya telah mulai bangkit, tercermin dalam pendapatan pada bulan Januari dan Februari yang telah mencapai tahap _memantul_ ke atas.. tetapi sayang masuk di tahap gelombang 2 covid betul-betul meratakan pendapatan ke level yang terendah.
👉Penerbit dengan terpaksa melakukan pengereman produksi yang luar biasa ketat dalam mengantisipasi hal tersebut. Strategi yang kami lakukan adalah dengan menyimpan tenaga, energi penulis yang tidak lekang oleh pandemi, dengan tetap melakukan seleksi-seleksi materi buku yang menarik.
👉Menabung naskah, adalah strategi dalam menghadapi pandemi, walaupun ada hal yang harus dikorbankan yaitu proses cetak fisik buku yang terkendala. Hal ini kami siasati dengan menerbitkan E-Book untuk mempercepat proses penerbitan sebuah buku.
E-BOOK DAN BUKU FISIK
👉E-book adalah sarana media digital buku yang masih sangat muda, sehingga proses bisnis yang menyertainya belum bisa mengangkat proses industri perbukuan yang masih ditopang cetak buku fisik.
👉Ke depan kami menyadari, bahwa buku fisik masih akan tetap bertahan. Hanya proses pemasarannya yang berubah mengikuti jaman. E-book akan tetap menarik karena konsep praktis, ramah lingkungan, dan menjanjikan keterbukaan dalam menerima media-media lain sebagai media pengayaannya.
👉Google dengan sigap juga telah mencoba peruntungannya di era digital ini, yaitu dengan Google Books nya menjadikan konsep digitalisasi e-book sudah mencapai ke industrialisasi digital masa depan.
👉Tantangan penerbit baik mayor maupun minor, adalah kecepatan dalam menguasai teknologi ini ke depan. Dengan konsep multimedia, pengawinan antara media-media baru, menjadikan buku akan semakin mengecil secara fisik. Apalagi ada konsep baru dalam dunia digital yaitu konsep *Metaverse* yang diusung Face Book, dunia digital akan semakin kaya.
👉Penguasaan tekonologi harus cepat dikuasai, sehingga media buku di Indonesia akan semakin maju dalam mengikuti perkembangan jaman. Buku akan diperkaya dengan media-media lain, yang akan saling mengisi kelemahan secara alamiah media-media tradisional tersebut.
👉Sebagai penulis, harus memberikan pengayaan-pengayaan tidak hanya kemampuan tulis belaka. Akan tetapi pengembangan di sisi penulis harus diberdayakan. Seperti penulis mempunyai Blog, Channel Youtube, Twitter, Podcast, bahkan Tiktok yang dapat dijadikan sarana promosi tulisan bukunya. Hal ini akan memberikan rangsangan penerbit untuk _tidak mampu menolak tulisan penulis_ karena followernya banyak, menjadi selebriti di Youtube, atau Selebriti Tiktok.
👉Ke depan materi tulisan tidak akan melulu dijadikan alasan penerbit dalam menerbitkan buku, akan tetapi kemampuan penulis dalam membantu mempromosikan tulisan lah yang menjadi primadona penulis-penulis baru.
👉Persaingan penerbit akan semakin keras, tidak memandang penerbit mayor maupun minor. Hal ini karena ke depan proses penerbitan bisa dilakukan sendiri oleh penulis. Lihat saja bang _Tere Liye_ yang dapat memproduksi sendiri tulisannya melalui Google Books.
Pak Edy sudah mengelola penerbitan dari tahun 2001 sehingga genap 20 tahun berkecimpung di dunia produksi buku. Sebelumnya beliau adalah penulis lepas yang hidup dari menulis buku, hal ini menjawab pertanyaan beberapa calon penulis, apakah bisa hidup dari menulis buku.
Lebih lanjut Pak Edy memaparkan bahwa Penulis dan penerbit telah dilindungu undang-undang secara penuh sejak terbitnya UU no 3 Tahun 2017 yag diikuti oleh Peraturan Dakan UU no3 dijelaskan dengan detail bagaimana proses industri penerbitan dan unsur-unsur yang ada di dalamnya. Diatur dengan detail dan kemudin disempurnakan dengan PP No 75 yang lebih detail mengatur proses membuat naskah hingga menyebarluaskannya.
Saran Pak Edy kepada bapak ibu calon penulis adalah "Apabila bapak-ibu sekalian ingin menjadi penulis, ada baiknya bapak ibu pelajari dengan seksama pada peraturan pemerintah no 75 tersebut, karena dengan PP ini proses penerbitan buku akan mejadi lebih cepat.
Dengan memahami PP no. 75 tersebut penulis akan memahami secara detil bagaimana mengajukan naskah hingga bagaimana penerbit dalam mengelola naskah menjadi buku
Berikut adalah trik dari Pak Edy agar buku segera terbit :
1. Melakukan editing mandiri dari sisi penulis, sehingga akan sangat membantu dalam proses editorial di sisi penerbit.
2. Tulisan harus Baik dan Unik, baik dalam arti pemilihan tema yang menarik dan yang paling penting adalah unik, karena mempunyai hal yang berbeda dengan yang lain dan mempunai nilai kebaruan.
3. Kekurangan penerbit mayor adalah banyaknya naskah yang masuk, sehingga waktu seleksi dan produksi terbebani dengan antrian yang sangat banyak. Untuk dapat deal dengan cepat, semua penerbit mayor akan sangat tertarik jika penulis mempunyai captive market sendiri. Seperti penulis yang mempunyai massa (guru, dosen, penggiat, artis) menjadi magnet yang cukup menarik untuk dapat diterbitkan karyanya.
4. Buku sebaiknya sudah diputuskan formatnya oleh penulis, dalam arti penulis sudah mempunyai bayangan ukuran buku, ketebalan, dan siapa pembacanya.
5. Struktur buku yang baik, juga sangat menarik editorial untuk memutuskan diterbitkan atau tidak sebuah buku. Dengan struktur buku yang baik, tentu akan memudahkan naskah untuk diolah secara optimal.
6. Tulisan mempunyai tema yang up to date atau mempunyai nilai kebaruan yang baik.
7. Trik utama adalah gandeng penulis lain untuk memroduksi buku. Skala kecil dahulu tidak ada masalah, yang penting captive market bisa dijadikan tumpuan awal. Tulis berbarengan, sehingga pembiayaan buku menjadi lebih ringan, kemudian usulkan proposal naskah ke penerbit, dengan menawarkan captive market tersebut.
8. Cari tema-tema yang belum banyak dilirik oleh penulis, namun dibutuhkan pasar. Kreatifitas penulis adalah kuncinya. Semakin menarik tema tersebut diolah, penerbit akan semakin tertarik untuk menerbitkannya. Sebaiknya diperkaya dengan media-media yang lain sehingga memperkuat posisi buku tersebut.
9. Jangan segan-segan bapak ibu menawarkan tulisannya ke berbagai skala penerbit, karena saat ini konten adalah raja-nya sehingga penerbit memerlukan kesegaran konten yang dapat dikembangkan menjadi komoditas yang menguntungkan.
10. Pelajari karakteristik penerbitnya, dengan melihat hasil-hasil terbitannya. Setiap penerbit mempunyai kekhasan sendiri-sendiri. Penulis adalah makhluk bebas, yang dapat menawarkan ke semua penerbit. Tinggal kepintaran bapak ibu sekalian dalam mengatur strategi, kemampuan, dan memilah serta memilih penerbitan.
11. Mengukur diri, dan menyesuaikan dengan kemampuan diri, menguliknya akan menjadi daya tawar yang baik bagi tulisan bapak ibu saat ditawarkan ke penerbit.
12. Ke depan persaingan penerbit tidak hanya antarpenerbit akan tetapi dengan digitalisasi yang menjadikan persamaan derajat antara penulis, penerbit, penyalur, dan pembaca buku.
13. Penerbit mayor saat ini tidak kekurangan naskah untuk diterbitkan, hanya kekurangan likuidasi dalam memproses naskahnya menjadi sebuah tulisan atau media lain ke pembaca.
Hal yang penting sebagai penulis adalah, jaga kejujuran, jaga idealisme, dan selalu belajar dari berbagai genre tulisan orang lain.
Materi yang komplit bin lengkap. Ibarat makan martabak telornya lima, plus cabe selusin yang pedes dasyatnya.
Bikin ber hah-hah semangat saya mendengarkan materi malam ini.
Sungguh semua jalan untuk menjadi penulis telah terbuka. Semua begitu dimudahkan. Apakah kita masih terus mengelak dan mengeluhkan takdir menjadi PENULIS ditangan kita.
Maka " Fabiayyi Alaa Irobbikuma tukadzibaan."
"Maka Nikmat Tuhanmu yang manakah yang Engkau Dustakan. "
Wowohualam bishowab
Mantab joss
BalasHapusLanjuuut sampai pertemuan 30
BalasHapusSip Bun...lengkap
BalasHapusResume tercepat
BalasHapusSiaap.. Majubdansukses bersamaa
BalasHapus