Selasa, 03 Agustus 2021

Saat Tuhan Cemburu

 Ketika Tuhan Cemburu


Hingar bingar kemewahan menyelubungi

Lampu kejayaan tahta tlah tergapai

Saat musik hedonisme mulai terpasang

Menandakan aroma dunia yang memabukkan tergenggam


Ha ha ha

Aku kaya... 

Aku jaya... 

Investasi bertebaran dimana-mana

Uang dolar rupiah terserak dilantai-lantai kemakmuran


Kupuja engkau wahai dunia

Denganmu aku tak butuh siapa jua

Aku diatas piramida

Mampu mewarnai dunia

Menjadi hitam, putih bahkan abu-abu


Tapi aku lupa

Ada yang sangat cemburu

Terlalai lama tak kusapa

Terlupa lama tak mengingatnya


Tuhan cemburu padaku

Kata Tuhan

Kenapa engkau lama tak menemuiKu

Kenapa engkau lupa menyapaKu

Bukankah semua kejayaan itu dariKu


Saat Tuhan cemburu

Dia memanggilku pulang

Disentilnya diriku dengan kesakitan

Kepayahan... 

Dan kehilangan


Duniaku hilang menguap

Ragaku tertatih menahan kesakitan

Dan saat aku kesepian

Tuhan memanggilku datang


Wahai kesinilah hambaku

Aku merindukanmu

Kemana tangisan syahdumu dulu bersimpuh memujaKu

Aku rindu padamu wahai hambaKu


Datanglah padaKu

Sapa Aku

Ingat Aku

Minta padaKu

Akan aku rangkul jiwa rapuhmu

Kan kubasuh lukamu

Kan Kutemani engkau sepanjang hidupmu


Saat Tuhan cemburu

Tersadar aku

Betapa aku juga merindukanNya

Aku telah menyelingkuhi hati dengan dunia

Padahal kutahu Engkau sangat Pencemburu


Tuhan

Aku datang

Lihat aku

Rangkul aku

Agar dihatiku

Hanya ada namaMu



Aku dan Engkau

 Aku dan Engkau





Malam ini ku ingin bercanda denganMu

Mencurahkan segala kepenatan

Yang semakin hari kian menyesakkan dada

Menutup segala alam sadarku


Malam ini kuingin tidur di penjagaanMu

Kuingin kasihMu mengelus lembut kesakitan

Mengobati luka yang menganga tanpa berdarah


Ku bersimpuh menemuiMu

Kupuja Engkau dengan segala dzikir dan doa

Kubasahi lisan kotorku dengan panji-panji penghormatan 

Akankah tanganku yang berlumpur ini sanggup menerima segala ampunan


Maafkan aku Tuhan

Hanya datang disaat ku tertekan

Hanya ingat disaat ku terjerat

Aku terlalu pongah dengan kepicikkan kuasa

Melupakan kodrat

Bahwa aku hanyalah sebutir debu

Di persada iradahMu


Sujudku telah basah dengan air mata

Mengharapkan sandaran bagi jiwa yang lemah

Datanglah  Engkau wahai Sang Penguasa

Dengan janji Kasih SayangMu


Meskipun aku tak layak lagi kau toleh

Karena kesombongan yang mengukung

Aku lupa hanya Engkaulah yang paling berkuasa

Aku lalai, merasa tak membutuhkanMu

Kini seisi dunia meninggalkan kelemahanku

Hanya padaMu Tuhan

Aku kembali

Rangkul aku

Tuntun aku

Bimbing aku

Dengan keajaiban KuasaMu

BISU


 Bisu


Rinduku bisu

Hilang tanpa suara

Kuteriakkan rinduku

Hingga serak tak tersisa

Seolah gema yang diserap sepotong busa

Hilang... Sepi... Bisu


Kugambar rindu

Pada ruangan yang sepi

Garis-garisnya menghilang sama sekali

Seolah menggambar diatas air

Hilang... Sepi... tiada bekas


Lantas

Dengan apa ku ekspresikan rinduku padamu


Airmataku tlah mengering sudah

Habis untuk menulis rinduku padamu


Haruskah kutulis dengan darah

Merah... membara

Agar kau tau betapa kusangat merindumu?


Senin, 02 Agustus 2021

Belajar Menahan Rindu

 Belajar Menahan Rindu


Hai anak-anakku sayang

Lama tak bersua

Bagaimana kabarmu?

Disini bu guru sedang merindu

Ku rindu saat kau menatapku sendu

Sambil berkata Ibu maafkan aku

Setelah engkau berbuat nakal pada temanmu


Ibu rindu saat kalian bergelayut manja di tanganku

Berebut posisi memegang tangan ibu

Terkadang sedikit emosi, kalian beradu mutut dengan teman

Hanya untuk berebut posisi berbaris paling depan


Mari sayang, kita gambar rindu kita di awan

Kita warnai dengan pelangi kasih sayang

Lalu kita lambungkan harapan

Dalam doa menanti keajaiban


Dengarlah adzan tlah bergema

Segera bergegaslah

Mengambil air wudhu lalu berdoa

Dan panjatkan harapan untuk kita yang tak bisa bersua


Apa kabar tas biru muda, dan merah jambu yang kalian suka

Yang biasanya menemani kalian ke sekolah

Untuk sementara mereka duduk manis di rak menunggu tuannya

Apa kabar ya kelas kita

Pasti suram tak ada tawa di sana

Biasanya kita warnai dengan canda 

Dan nyanyian yang menyejukkan rasa


Rindu..ya aku faham itu

Kita rindu, aku rindu,kamu rindu semua merindu

Tapi bersabarlah semua hanya soal waktu

Kita akan segera bertemu

Tahan sejenak rindumu

Dan bersabarlah untuk tidak bertemu


Raga boleh tak berjabat

Tapi dalam doa kita akan selalu terpadu

Meski jurang menjadi jarak yang menghambat

Simpanlah dahulu rindumu itu


Tetaplah tersenyum

Karena Allah sedang menguji kita

Pastikan kalian yang menjadi pemenang

Jangan goyah dan menyerah

Bersama kita pasti bisa melampauinya



Untuk kamu yang sedang menahan rindu

Bersabarlah dahulu

Ada saatnya rindu terbayar oleh temu yang penuh haru



Peserta Selundupan yang Beruntung

Dering ponsel membuat jeda aktivitasku. Sebuah suara lembut menyapa syandu. “Halo sayang, bunda akan berkunjung ke Malang, bisakah kita bert...